Langsung ke konten utama

Memahami Label Nutrisi Pada Kemasan-Understanding the Nutrition Label On Packaging

Ada satu hal yang kerap lupa dilakukan ketika membeli produk makanan, yaitu membaca label yang tertera pada kemasan. Padahal, di sanalah tertera komposisi elemen gizi yang terkandung dalam makanan kemasan tersebut.

Jadilah konsumen pintar.
Kuasai strategi jitu membaca label nutrisi pada produk makanan.
• Kadar dan Jumlah Kalori. Dalam kemasan akan tertera kadar kalori dan kalori yang berasal dari lemak. Hal ini menunjukkan berapa banyak energi yang akan dikonsumsi. Bila Anda terlalu banyak mengonsumsi kalori lebih dari kebutuhan per hari, maka akan mudah meningkatkan berat badan dan menyebabkan kegemukan. Sebagai patokan, bila tercantum 40 kalori maka tergolong rendah, 100 kalori tergolong sedang dan 400 kalori termasuk tinggi.
Komposisi Makanan
Pada label akan tercantum kandungan elemen nutrisi yang terdapat dalam produk makanan, seperti; lemak, karbohidrat, protein dan vitamin. Terdapat beberapa kategori lemak yaitu bebas lemak (mengandung 0,5 gram per takaran) dan rendah lemak (kurang lebih 3 gram). Bila makanan bebas kolestrol berarti tercantum data kurang dari 2 miligram kolestrol dan 2 gram saturated fat per takaran.
Cari Gula Tambahan
Gula dan kalori sebenarnya sama saja. Jadi pastikan produk makanan yang dibeli
tidak memuat gula tambahan dalam kadar yang tinggi. Nama lain gula yang perlu Anda tahu adalah sucrose (sukrosa), glucose (glukosa) dan fructose (fruktosa).
Lihat Kadar Lemak
Produk berkadar lemak jenuh, trans fat serta kolestrol yang rendah baik untuk kesehatan. Pastikan jenis lemak yang ada di produk Anda adalah lemak tak jenuh. Pastinya, total lemak dalam makanan tersebut hanya antara 20-30 persen.
Kurangi Garam
Menurut penelitian, konsumsi sodium atau garam kurang dari 2300 mg per hari berisiko menurunkan tekanan darah tinggi. Jadi, perhatikan kadar sodium yang tertera di label. Kebanyakan sodium yang Anda konsumsi berasal dari makanan olahan, bukan dari garam yang ditambahkan ke masakan. Sementara itu kadar potasium yang tinggi baik untuk meredam efek yang ditimbulkan oleh sodium pada tekanan darah.


Postingan populer dari blog ini

Kandungan nutrisi di balik warna sayur & buah-Nutritional behind the color of vegetables & fruits

Warna pada buah dan sayur bukanlah sekadar pembeda jenis antara buah dan sayur yang satu dengan lainnya. Lebih dari itu, warna buah dan sayur ternyata merupakan informasi kandungan nutrisinya. Jadi, pilihan buah dan sayuran Anda optimal memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh, sebaiknya kenali informasi yang ada di balik warna-warnanya. Merah tua atau ungu Buah dan sayur berwarna merah tua bahkan hampir mendekati ungu umumnya mengandung anthocyanin. Sejenis antioksidan yang mampu menghambat terbentuknya gumpalan dalam pembuluh darah, sehingga risiko penyakit jantung dan stroke, berkurang. Buah dan sayur berwarna merah tua atau ungu, antara lain: Cherry, blackberries, blueberries, plum, prem, anggur merah dan ungu, terong ungu, apel merah, kol ungu, pir merah dan cabai merah. Merah Buah berwarna merah mengindikasikan kandungan antosianin dan likopen. Antosianin berguna untuk mencegah infeksi dan kanker kandung kemih, sedangkan likopen menghambat fungsi kemunduran fisik dan mental agar Anda tid

Mengurangi Sampah Plastik-Reduce Plastic Waste

Tahukah anda diperkirakan bahwa 500 juta sampai 1 milyar kantong plastic dikonsumsi diseluruh dunia setiap tahunnya. Ini berarti bahwa hamper mencapai 1 juta kantong plastic per menit. Bayangkan betapa banyak sampah yang kita hasilkan dan tentunya hal ini menjadi salah satu penyebab rusaknya lingkungan kita. Sebuah tayangan di TV menyatakan bahwa satu tas plastic itu setara dengan penggunaan bahan baker minyak untuk menjalankan mobil kecil sejauh 115 meter, dapat dibayangkan berapa energi yang dapat kita hemat seandainya kita tidak menggunakan kantong plastic. Bahkan beberapa Negara di dunia telah memberlakukan peraturan mengenai penggunaan kantong plastic misalnya irlandia memperkenalkan “plastax” 15 sen pada tas plastic sehingga mengurangi penggunaan bahan itu sebesar 90%. Denmark telah merintis hal ini jauh dimasa lampau, yaitu pada tahun 1994 dengan memberlakukan sebuah pajak dengan tujuan untuk mengurangi penggunaan tas-tas kertas dan plastic sebesar 66%. Pada tahun 2005, para ang